Permasalahan umat saat ini semakin kompleks dan menjadi tantangan tersendiri bagi para aktivis dakwah. Hal ini juga menjalar dalam kehidupan kampus. Para Aktivis Dakwah Kampus (ADK) ditantang untuk mencari solusi kreatif dan inovatifmenanggulangi berbagai permasalahan yang ada di kampus, termasuk yang paling menyita perhatian adalah menjamurnya paham sekularisme dan sikap apatis tehadap Islam yang menjangkit banyak masyarakat kampus.
Dakwah kreatif dibutuhkan mengingat permasalahan kampus yang semakin berkembang serta kurang efektifnya dakwah statis nan tradisional yang mengandalkan masjid sebagai pusat kegiatan dakwah.Dakwah kreatif yang merupakan pembaruan dakwah ini dapat diproyeksikan ke dalam enam kerangka strategis dakwah kampus. Kerangka strategis ini memuat karakteristik utama, gambaran besar, dan gagasan inti dari dakwah kampus masa depan. Dapat dikatakan bahwa enam kerangka strategis ini merupakan format dakwah kampus masa depan sebagai bagian dari dakwah kreatf dan dinamis. Enam kerangka strategis dakwah tersebut adalah sebagai berikut.
Dakwah Prestatif
Wujud dari dakwah prestatif adalah munculnya karya-karya besar yang prestisius. Dakwah prestatif dapat diwujudkan dengan adanya sistem pengkaderan yang baik dimana potensi setiap kader dimaksimalkan. Formulasi dari tiga unsur dakwah prestatif -kader sebagai subyek utama, Lembaga formal sebagai sarana dakwah, dan karya-karya emas yang dilahirkan- memberikan dampak cukup besar bagi keberlangsungan dakwah kampus.
Sejatinya, ranah dakwah dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu siyasi (strategi), ‘ilmy (keilmuan), dan syi’ar. Dakwah prestatif merupakan ranah dakwah berupa ‘ilmy. Bedanya ranah ini dibandingkan yang lain adalah bahwa setiap kader harus mempunyai tingkat keilmuan yang baik sebagai penunjang dakwah melalui siyasi maupun syi’ar.
Ketiga ranah ini harus dipadukan dan dimiliki setiap kader agar memantapkan posisinya sebagai aktivitas dakwah. Karena, kecondongan seorang kader pada satu ranah akan membahayakan posisi dakwah kampus. Kecenderungan pada dakwah keilmuan akan membuat seorang kader menjadi study oriented dan terjebak pada formalitas akademik.
Creative Majority
Wujud dari
creative majority ini adalah terbentuknya tim yang mempunyai kuantitasi dan kualitas mumpuni. Kualitas berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki aktivis dakwah kampus. Dakwah berkualitas merupakan perwujudan dari dakwah prestatif, yaitu dakwah yang mampu berasimilasi, mampu berkreativitas, dan mampu berinovasi mewujudkan karya-karya baru. Pondasi dari dakwah prestatif adalah aktivis dakwah kampus yang prestatif.
Tentunya, sistem kaderisasi yang baik adalah syarat untuk memunculkan aktivis dakwah prestatif. Kuantitas dari aktivis dakwah kampus juga akan sangat berpengaruh terhadap gairah dakwah kampus. Perpaduan antara kuantitas dan kualitas yang baik ini akan melahirkan sistem dakwah kampus yang kuat dan solid.
Dakwah Kaya
Kekayaan merupakan salah satu sebab dakwah menjadi suatu aktivitas yang terhormat. Kekayaan disini tidak terbatas pada kekayaan materi. Ada sepuluh (10) jenis kekayaan yang mesti dimiliki dakwah kampus, yaitu: kaya hati; kaya akhlak; kaya ilmu; kaya materi; kaya kader; kaya visi dan cita-cita; kaya ide dan gagasan; kaya strategi dan rekayasa; kaya hubungan dan jaringan; serta kaya amal.
Selain sepuluh kekayaan terebut, kita juga harus mengenal empat kemiskinan yang dapat mematikan kekayaan dakwah. Keempat kemiskinan tersebut adalah: miskin hati; miskin ilmu; miskin akhlak; dan miskin amal. Satu saja dari empat jenis kemiskinan ini menggerogoti aktivitas dakwah, maka dapat dipastikan akan memporak-porandakan bahkan mematikan aktivitas dakwah. Memaksimalkan sepuluh kekayaan dakwah adalah satu cara efektif mematikan empat kemiskinan dakwah ini.
Ketokohan Sosial
Dakwah yang sukses adalah dakwah yang menokoh. Menokoh artinya memiliki kehormatan diri ditengah-tengah kehidupan umat. Penghormatan muncul dari kiprah besar kita melayani, memperbaiki, dan menyelamatkan umat.
Dari ketokohan ini, dakwah akan memperoleh posisi strategis dalam masyarakat -secara khusus dalam lingkup kampus- sehingga aktivitas dakwah dapat dilakukan dengan leluasa dan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan ketokohan sosial menjadi satu agenda penting dalam pembaruan dakwah kampus.
Kepemimpinan Sejati
Selain ketokohan sosial, kepemimpinan sejati juga merupakan agenda penting dalam proyek pembaruan dakwah kampus. Kepemimpinan sejati merupakan kepemimpinan yang mendapat kepercayaan penuh dari umat. Kepeimpinan ini tumbuh dari ketokohan sosial yang digabungkan dengan kualifikasi dan pengalaman kepemimpinan yang mumpuni.
Melalui kepemimpinan sejati kita akan mudah mengendalikan umat, memberdayakan potensi mereka, dan mengupayakan terwujudnya kebaikan dan kemenangan umat. Kita bisa melihat Erdogan di Turki sebagai prototipe kepemimpinan sejati. Kita mungkin sudah paham bahwa Turki adalah negara Islam paling sekuler yang lahir setelah runtuhnya kesultanan Turki Utsmani. Erdogan telah mengubah Turki menjadi negara yang paling Islami dan mendapat dukungan penuh dari rakyatnya.
Memaksimalkan Peran Mujahidah Dakwah
Memaksimalkan potensi akhwat muslimah atau mujahidah dakwah menjadi hal yang harus diperhatikan dalam upaya pembaharuan dakwah kampus. Sudah saatnya mujahidah dakwah digerakkan dari sekedar lumbung strategis secara kuantitatif (massa dan suara) menjadi gudang strategis secara kualitatif-kuantitatif (massa, suara, pemikiran, dan tulisan).
Tugas ini bukan hanya milik ranah mar’ah (kewanitaan), tapi juga merupakan tugas bersama seluruh aktivis dakwah. Bagaimanapun juga, sejarah telah mencatat besarnya peranan mujahidah dakwah terhadap keberhasilan dakwah Islam. []