Tepat di hari peringatan dan perenungan tentang perjuangan pahlawan di negeri kita ini dalam mendirikan dan mempertahankan kemerdekaan serta perjuangan untuk kdaulatan, ijinkanlah saya turut belajar memaknai makna pahlawan dan kepahlawanan ini.
Tentang pahlawan, ada dua definisi berbeda yang bisa kita gunakan untuk memaknainya. Pertama, definisi formal yang berlaku umum di masyarakat. Kedua, definisi dengan merujuk pada makna esensial yang lebih luas.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Pahlawan berdasarkan arti tersebut adalah orang yang memiliki keberanian, rela berkorban dan membela kebenaran. Dengan definisi ini, kita bisa mengambil nama seperti Pangeran Diponegoro, Jendral Soedirman, Soekarno, ataupun Hatta sebagai individu yang layak disematkan padanya gelar pahlawan.
Kita mengenal istilah ‘Pahlawan tanpa Tanda Jasa' bagi orang yang mendedikasikan dirinya untuk pendidikan. Ada juga gelar 'Pahlawan Pangan' yang disematkan bagi mereka yang berprofesi sebagai petani, peternak, maupun nelayan.
Bagaimana jika kepahlawanan kita bukankah suatu tindakan besar nan hebat? Bolehlah kepahlawanan kita tak sehebat Rasulullah yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk dakwah Islam. Bisa jadi kepahlawanan kita tak seheroik Khalid bin Walid yang menghabiskan hidupnya di medan perang sambil menghunuskan pedang. Atau, mungkin juga kepahlawanan kita tak seperti mereka yang dengan gigih bertaruh nyawa melawan kedzaliman penjajah yang ingin merampas kekayaan negerinya. Namun, jika kita tidak bisa melakukan hal-hal besar sebagai bentuk kepahlawanan kita, maka cukup lakukan hal-hal kecil sebagai bentuk kepahlawanan itu. Cukup satu kunci dan satu syaratnya: keikhlasan yang dilandasi niat tulus.
Mengutip sedikit apa yang disampaikan Anis Matta dalam bukunya ‘Mencari Pahlawan Indonesia’.
Seorang pahlawan dapat menangkap semua panggilan kepahlawanan, dari mana pun datangnya panggilan itu dan sekecil apa pun suara panggilan itu. Panggilan kepahlawanan itu senantiasa menciptakan getaran dalam jiwanya, getaran yang senantiasa menggodanya untuk mengepakkan sayap cita memenuhi panggilan itu
Maka, syarat utama memunculkan dan menujukkan sikap kepahlawanan bukan hanya seberapa besar pengabdian dan pengaruh yang kita berikan. Namun juga bagaimana niat kita dan seberapa ikhlas kita melakukannya.
Siapkah kita mengisi hari-hari dengan sifat kepahlawanan? []
More From Author
Catatan