Oktober menjadi bulan yang istimewa bagiku dan bagi seorang temanku, Anak Agung. Kami menjadi wakil SKI MIPA UM untuk menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Jaringan Rohis MIPA Nasional (JRMN) di Institut Pertanian Bogor kampus Dramaga. Kegiatan ini dilaksanakan mulai hari jum’at (9/10) sampai ahad (11/10). Tak banyak misi yang kami bawa saat itu, Maklum, kami termasuk orang baru di JRMN. Alhasil, satu misi utama yang kami usung adalah membawa SKI MIPA masuk dalam orbit Rohis MIPA se-Indonesia. Sederhananya, kami ingin membangun jaringan.
Munas JRMN dilakukan selama tiga (3) hari dengan agenda pembahasan Munas diefektifkan pada hari pertama dan kedua. Agenda pembahasan utama pada hari pertama adalah sidang Peranggungjawaban Puskomnas periode 2013-2015. Sebagai informasi, Puskomnas JRMN periode 2013-2015 adalah Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan ketua Puskomnas akhina Fajar.
Kami perwakilan dari UM tidak mengikuti agenda sidang hari pertama secara penuh. Malam hari setelah sidang, kami melakukan diskusi santai dimana peserta ikhwan dan akhwat berdiskusi secara terpisah. Ada banyak tema bahasan kami waktu itu, mulai dari kondisi masing-masing SKI/LDF, sistem pengkaderan, sampai program-program unggulan masing-masing. Dari diskusi ini, aku menyimpulkan bahwasanya SKI MIPA UNS dan HASKA JMF UNY adalah dua LDF yang mempunyai sistem pengkaderan sangat baik dan program-program yang lumayan bagus.
Visi besar JRMN
Sidang hari kedua membahas agenda utama Munas, yaitu sidang inti yang berisi gagasan dan arah gerak JRMN periode 2015-2017. Setelah mengalami perdebatan waktu yang lama tentang redaksi pembahasan sidang inti, akhirnya kami peserta sidang menyepakati dua tema tersebut. Saya sangat tertarik dengan hasil sidang inti ini. Betapa tidak, hasil sidang inti Munas ini merefleksikan cita-cita besar JRMN sebagai wadah bagi mahasiswa saintis muslim dalam upaya melahirkan kader kader ‘The Quranic Scientis’, sesuai jargon dari JRMN. Kami sendiri dari SKI MIPA UM lebih terbiasa memakai jargon ’Muslim Saintis’ untuk makna yang sama.
Tiga keputusan penting mengenai gagasan untuk JRMN periode 2015-2017 adalah: Isu ke-MIPA-an (Pembahasan isu JRMN); Pengembangan sains dalam perspektif Islam; serta Pembahasan sejarah sains dalam sejarah peradaban Islam (MIPA untuk peradaban). Sedangkan arah gerak JRMN hasil sidang adalah: Researh Movement; Social Movement; dan Media Movement. Esensi dari tiga komponen arah gerak ini adalah dakwah tauhid, sehingga berdasaran kespakatan forum istilah dakwah tauhid tidak tercantum dalam arah gerak JRMN. Selanjutya, hasil sidang inti ini akan menjadi rujukan bagi Puskomnas JRMN baru untuk merumuskan program kerja. Kami pun berharap ada gebrakan baru dari Puskomnas baru sehingga apa yang kami lakukan mulai saat ini sampai seterusnya adalah bagian dari dakwah tauhid dan harapan akan lahirnya kembali generasi muslim saintis segera terwujud.
Setelah pembahasan agenda inti, agenda munas selanjutnya adalah pemilihan Puskomnas JRMN untuk periode 2015-2017. Prinsip pemilihannya adalah musyawarah, dimana penentuan calon Puskomnas dilakukan dengan sistem pengajuan oleh peserta sidang. SKI MIPA UM dan beberapa LDF lain seperti Haska JMF UNY, SKI MIPA UNS, LDF MIPA UI, LDF MIPA UII, KMFM MIPA UGM, LDF MIPA UNEJ, LDF Biologi UGM, JMF MIPA Unand, serta LDF MIPA Untan diajukan menjadi calon Puskomnas. Setelah melewati beberapa proses, maka terpilih empat calon utama, yaitu: Haska JMF UNY, LDF MIPA Unand, LDF MIPA UNEJ, dan LDF Biologi UGM. Kami dari SKI MIPA sendiri menolak dijadikan calon Puskomnas dengan banyak pertimbangan. Pada akhirnya, Haska JMF UNY terpilih sebagai Puskomnas JRMN untuk masa jihad 2015-2017. Barakallahu wa innalillah.
Sidang Munas telah selesai pada hari kedua. Hari ketiga diisi dengan seminar yang merupakan bagian dari serangkaian kegiatan Festival Ilmuwan Muslim (FIM) yang diadakan Serum-G, LDF MIPA IPB. Namun, pada hari ketiga ini dilakukan acara semi formal untuk menentukan tuan rumah Munas JRMN 2017, tepatnya pada pagi hari sebelum seminar. Setiap wilayah diberi waktu untuk melakukan musyawarah internal guna mengajukan calon tuan rumah munas.
Kami dari perwakilan UM hanya bisa mengikuti musyawarah internal wilayah, karena sudah terlanjur memesan tiket pulang siangnya. Pada musyawarah tersebut, teman-teman wilayah mengajukan UM untuk menjadi tuan rumah JRMN. Alasannya, kondisi yang lumayan kondusif, mulai dari iklim sampai wilayah sekitar UM yang terkonsentrasi untuk pendidikan, serta akses transportasi yang cukup mudah. Kami sendiri menyanggupi pengajuan tersebut, namun dengan syarat menjadi tuan rumah bersama dengan Forkalam MIPA UB. Setelah musyawarah internal, kami meninggalkan forum.
Saat perjalanan pulang, kami mendapati kabar bahwasanya Malang terpilih menjadi tuan rumah Munas 2017. Entah bagaimana kami harus menanggapi berita tersebut. Saat itu sepertinya semua perasaan bercampur aduk. Secara tidak langsung, hal itu berarti kami mempunyai waktu dua tahun untuk memperbaiki kondisi internal SKI sebagai bagian persiapan menjadi tuan rumah. Tapi kami sedikit lega karena permintaan pengajuan tuan rumah bersama UM-UB diterima forum. Ada PR besar yang harus kami kerjakan.
Melirik Kejayaan Islam
Ustadz Budi Ashari pernah berkata, “sebenarnya kita sedang mengulang-ulangi sejarah.” Apa yang kita lakukan dan rasakan hari ini sebenarnya juga dilakukan dan dirasakan generasi kita sebelumnya. Adakalanya kita terpuruk dan ada kalanya kita mendapati berada dalam kejayaan, layaknya sebuah siklus. Kita meyepakati bahwa generasi Islam saat ini tengah mengalami keterpurukan, dan saat ini kita sedang berusaha mencari formulasi terbaik untuk menggapai kejayaan Islam yang pernah ada.
Terkhusus sains Islam, kita mengenal Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Ibnu Haitham, serta ilmuwan muslim lainnya yang memberi sumbangsih amat besar bagi perkembangan sains dan Islam. JRMN pun mencoba menghadirkan kejayaan itu melalui visi besar yang diusungnya, menjadikan sains sebagai upaya untuk menggairahkan dakwah tauhid. Salah satu misinya adalah dengan melahirkan ‘The Quranic Scientist’. []