Islam merupakan agama yang menunjung tinggi ilmu dan memuliakan orang-orang yang senantiasa memperdalam keimanan melalui aktivitas mencari ilmu. Bukan hanya ilmu tentang akhirat, Islam juga menganjurkan pemeluknya untuk mencari ilmu dunia guna memperkuat ilmu akhirat. Beberapa dalil yang menyatakan pentingnya ilmu adalah sebagai berikut.
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat” (QS. Al-Mujadilah : 11)
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR Ibnu Majah).
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke Surga.” (HR. Muslim).
“Tidak ada usaha seseorang yang lebih utama dibanding usaha mencari ilmu ... Din-nya tidak akan tegak sampai akalnya tegak.” (HR Thabrani)
Tentunya dalam mencari dan menerima ilmu ada adab-adab yang harus dipenuhi. Termasuk diantaranya mengetahui darimana sumber ilmu atau siapa yang menyampaikan ilmu tersebut. Termasuk kategori ilmu adalah sesuatu yang disampaikan seseorang tentang suatu perkara atau kejadian.
Untuk memudahkan kita menyaring dan menampih kabar dan narasumbernya, Imam Ibn Hibban (w. 354 H 965 M) telah memberikan ‘daftar hitam’ 20 orang-orang yang tidak layak diterima pernyataannya. Dan karena ketidak-layakan tersebut, sudah seharusnya kita senantiasa menghindarkan diri dari mencari ilmu kepada orang-orang tersebut. Berikut ini perincian orang-orang yang tidak layak diterima pernyataannya.
- Orang-orang yang Yaitu orang-orang yang zhahirnya muslimnamun batinnya kafir. Mereka ini sesungguhnya shopis, skeptik, relativis, atau bahkan atheis, namun berlagak seperti ulama yang ahli agama, kerjanya sengaja menimbulkan keraguan (li-yuqi’u sy-syakknwa r-rayb) di kalangan masyarakat, mengecoh dan menyesatkan oran lain.
- Orang yang sengaja dan berani berdusta atas Rasulullah dengan alasan amar ma’ruf nahi munkar.
- Orang-orang yang terang-terangan berdusta karena menganggap dusta itu boleh-boleh saja (istihlalan)
- Orang yang berdusta karena dan untuk kepentingan duniawi (li-kasbi L-mal)
- Orang yang kurang hati-hati, kurang cermat, dan tidak teliti (ghafala ‘ani l-hifzhi wa t-tamyiz)
- Orang yang lanjut usia dan kacau ingatannya (al-mukhtalithun)
- Orang yang sok tau dan menjawab apa saja yang ditanyakan kepadanya (man kana yujibu ‘an kulli syay’in yus’al)
- Orang yang bukan pakar atau ahli di bidangnya (man lam yakun al-‘im min shina’atihi)
- Orang-orang yang mengajar dari buku karangan seseorang yang ia tidak pernah berguru langsung kepadanya (yuhadditsu bi-kutubin ‘an syuyukhin lam yarahun)
- Orang yang memutar balikkan kabar dan menyamaratakan otoritas yang mengajarkan semua narasumber yuqallibu l-akhbar wa yusawwi l-asanid)
- Orang ang mengajarkan sesuatu yang tak pernah diajarkan oleh gurunya (haddatsu bi-ahadits lam yasma’uha)
- Orang-orang yang mengajarkan apa yang didapatkannya dari buku semata-mata (man yuhaddits ‘an kutubi n-nas)
- Orang jujur namun sering keliru dan salah besar (man katsura khatha’uhu wa fahisya)
- Orang yang namanya sering dimanfaatkan (dicatut) oleh anaknya atau juru tulisnya (man umtuhina bi-ibni su’aw warraq su’)
- Orang yang tidak tahu tulisannya telah atau sering dimanipulasi (man udhkila ‘alayhi syay’un mina l- hadits wa la yadri)
- Orang yang pernah keliru tanpa disengaja, kemudian menyadari kekeliruan tersebut namun membiarkannya tanpa dikoreksi (al-ladzi akhtha’a wa huwa la ya’lam tsumma tabayyana lahu wa ‘alima fa-lam yarji’ anhu)
- Orang fasiq yang sering mengabaikan perintah agama dan banyak melanggar aturan agama secara terang-terangan (al-mu’lin bi l-fisq)
- Orang yang tidak pernah menyebutkan sumber asal karena tidak pernah ditemuinya (al-mudallis ‘am-man lam yarahu)
- Orang yang mempropagandakan ajaran sesat (al-mubtadi’ idza kana da’iyan ila bid’atihi)
- Orang yang berdusta untuk menarik perhatian orang banyak dengan cerita, nasehat, atau ceramahnya
Wallahu a’lam. []
Training For Instruktur (TFI) KAMMI Daerah Madiun
Madiun, 25-26 Desember 2015
More From Author
Catatan