Di Padang Badar.
Tanah kering nan luas menjadi saksi, dua kubu pasukan saling berhadapan. Tiga ratus orang pasukan muslim berhadapan dengan seribu orang pasukan Quraisy. Tak imbang memang, dan orang Quraisy sudah yakin menang duluan sebelum perang dimulai.
Di Padang Badar.
Abu Bakar Ash-Shiddiq mendapati raut muka yang teramat ketakutan di wajah Rasulullah. Didekatilah kekasih Allah itu. Terlihat beliau menengadahkan tangannya seraya menatap langit. Terdengar suara lirih,
“Ini adalah hari penentuan bagi agama-Mu. Jika Rasul-Mu kalah, maka tamatlah agama ini.” Satu ‘ancaman’ muncul dari hati yang berkecamuk.
Di Padang Badar.
Ash-Shiddiq tahu apa yang dipikirkan orang yang paling dicintainya itu. Segera didekatinya beliau seraya mengucapkan sesuatu. Satu kalimat yang meluncur halus ke telinga Rasulullah dan begitu kuat menancap ke sanubari.
“Allah akan memenangkan Rasul-Nya.”
Di Padang Badar.
Semua menjadi saksi betapa kedzaliman dapat ditakhlukan oleh kekuatan iman. Bahwa keyakinan dan kecintaan kepada Allah dan Rasulullah adalah sumber kekuatan tertinggi. Dan bahwa Allah telah memenuhi janji-Nya memenangkan Rasul dan agama-Nya. []
More From Author
Catatan