“Yaa, Rasulallah.” suatu ketika Umar memanggil nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam. “Aku mencintaimu sebagaimana aku mencintai diriku.” Lanjutnya.
“Tidak, Umar.” Rasulullah menanggapi pernyataan Umar bin Khattab. “Kau harus mencintaiku melebihi rasa cintamu pada dirimu.”
“Baiklah, yaa Rasulullah. Mulai saat ini aku akan mencintaimu melebihi rasa cintaku pada diriku.”
Begitulah ukhuwah dalam Islam dirajut. Ketika hati umat Islam telah terpaut, maka yang terjadi adalah seseorang dapat mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri, dan mencintai Rasulullah melebihi rasa cintanya pada diri sendiri. Percaya atau tidak, kesamaan visi, pandangan hidup, dan juga kepercayaan adalah manifestasi dari keterpautan hati dan pikiran seseorang, dan itu terlihat secara jelas ketika seseorang berada pada suatu kelompok.
Jika kita menilik alasan kenapa orang-orang bergerak bersama dalam suatu kelompok atau organisasi, maka jawaban yang paling kuat adalah karena keterpautan pandangan terhadap satu atau beberapa hal, yang mereka yakini sesuatu tersebut akan lebih mudah diraih ketika mereka bersama. Sejarah pun mencatat, tak ada pandangan hidup, visi besar, atau pengaruh besar yang lahir dari pemikiran dan aksi tunggal seseorang. Mereka perlu menautkan orang-orang yang mempunyai pandangan sama agar pandangan tersebut menjadi suatu realitas. Bukan untuk mencari kemudahan dalam kebersamaan, melainkan untuk membentuk kekuatan. Seperti itulah Islam dibangun.
Islam lahir dan tumbuh karena kekuatan yang timbul dari orang-orang yang telah terpaut hatinya, mempunyai pandangan hidup yang sama. Keterpautan inilah yang membuat Islam berkembang begitu pesat, hingga pernah menguasai sepertiga dunia. Meskipun, terkadang kekuatan itu mendapat ujian begitu berat sehingga keterpautan tersebut kadang menjadi renggang. Nyatanya, selalu ada orang-orang yang menguatkan Rasulullah ketika terpuruk sehingga beliau dapat selalu bangkit mendakwahkan Islam ketika terpuruk.
Kisah Hancurnya Kekuatan Besar
Uni Soviet adalah suatu negara besar dengan wilayah sangat luas (22.402.200 km²) dan sistem pemerintahan terpusat. Uni Soviet tumbuh menjadi negara besar dan menunjukkan kedigdayaannya sehingga dapat bersanding bersama Amerika Serikat dalam memimpin dunia. Sayangnya, keterpautan visi yang merenggang diantara para pemimpinnya menjadikan pengaruh Uni Soviet menjadi semakin lemah. Alhasil, pada medio 1990-an secara resmi dibubarkan dan Uni Soviet pecah menjadi 15 negara. Nama Uni Soviet sekarang hanya tinggal sejarah.
Tak ada yang bisa menyangkal memang, bahwa kekuatan besar itu dapat lahir dari hati dan pikiran yang terpaut begitu kuat diantara sekelompok orang. Begitu pula sebaliknya, kelemahan itu akan lahir manakala dalam suatu kelompok terdapat pandangan yang berbeda dalam menyikapi satu beberapa hal. Tinggal kita sekarang yang memilih, maukah kita menautkan hati dan pikiran kita pada suatu kelompok dimana kita berada, dimana itu berarti kita akan senantiasa bersama dalam keadaan apapun? Atau, sudah sanggupkah kita berjalan sendiri tanpa keterpautan hati dengan siapapun? Nyatanya, taka da manusia yang mampu berjalan sendirian selama hidupnya. []