Berbicara tentang ilmu Optika, siapa ilmuwan-ilmuwan yang kita kenal? Kebanyakan dari kita pasti menyebutkan ilmuwan-ilmuwan Barat seperti: Christian Huygens, Snellius, maupun Kepler. Namun, tahukah anda bahwa ada seorang ilmuwan muslim yang dikenal sebagai ‘Bapak Optika Dunia’? Beliau adalah Abu Ali Muhammad Al-Hassan bin Al-Haitham atau biasa disebut Ibnu Haitham.
Ibnu Haitham lahir di kota Basra, Irak, tahun 354 H (965 M). Di kalangan ilmuwan Barat, beliau dikenal dengan nama Al-Hazen. Beliau menempuh pendidikan awalnya di Basra, kemudian diangkat menjadi pegawai pemerintahan disana. Karena merasa tidak cocok dengan kehidupan birokrat, Ibnu Haitham memutuskan untuk keluar dan merantau untuk mencari ilmu ke Ahwaz serta Baghdad. Setelah itu, beliau beliau meneruskan pendidikannya di Universitas Al-Azhar, Mesir.
Ibnu Haitham telah banyak menghasilkan karya di bidang sains, beberapa diantaranya adalah ‘Al-Jami’ fi Usul Al-Hisab’ yang mengandung teori-teori ilmu matematis dan cara menganalisisnya, ‘Kitabu Tahlil wa Tarkib’ mengenai ilmu geometris, dan ‘Risalahfi Sina’at al-Syi’ar’ mengenai teknik penulisan puisi. Tulisan Ibnu Haitham mengenai mata telah menjadi rujukan penting dalam bidang penelitian sains di Barat. Penelitiannya mengenai cahaya juga memperikan pengaruh besar bagi ilmuwan Barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop.
Dalam berbagai sumber, disebutkan bahwa Ibnu Haitham adalah ilmuwan muslim yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Beliau merupakan peletak prinsip kerja kamera dan berhasil membuat kamera obsurcapertama di dunia. Bersama muridnya, Kamaluddin Al-Farisi, Ibnu Haitham juga melakukan penelitian-penelitian penting menggunakan kamera obsurca.
Penemuan Ibnu haitham yang paling terkenal adalah sifat mata yang sebenarnya. Beliau menyatakan bahwa sinar caya bergerak mulai dari obyek dan berjalan menuju ke mata. Benda bisa terlihat karena memantulkan sinar ke dalam mata. Retina adalah tempat penglihatan, bukan bagian yang mengeluarkan cahaya. Teori ini mampu mematahkan teori penglihatan yang diajukan oleh dua ilmuwan Yunani, yaitu Euclides dan Ptolemaeus. Kedua ilmuwan Yunani ini berabad-abad sebelumnya menyatakan bahwa benda terlihat karena memancarkan cahaya.
Konon, Ibnu Haitham telah menulis tidak kurang dari 200 judul buku. Bukunya yang berjudul ‘Kitabul Manazir’ telah memberikan ilham bagi perkembangan ilmu optik pada masa-masa sebelumnya. Dengan berbagai penemuan dan karya-karya yang dibuat dalam bidang optika, tak berlebihan jika dunia menjuluki beliau sebagai ‘Bapak Optika Dunia’. Salah satu hal yang tak boleh dilupakan adalah bahwa beliau seorang muslim yang menjadikan Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. []
Ditulis ulang dari: muslimfisikawan.wordpress.com
Kontributor: Misbakhul Amin