Apa rencana hidup kita di hari tua?
Apakah ingin duduk tenang sembari melihat anak cucu berkarya?
Mungkin pula beralih dari satu tempat ke tempat lainnya untuk berbagi manis pahit dunia?
Atau tetap bekerja laiknya para muda dengan semangat luar biasa?
Waktu kecil, kita sudah mencoba meraba masa depan.
Saat muda, kesuksesaan dan kegagalan serasa di hadapan
Tatkala dewasa kita sudah mendapat buah dari apa yang dilakukan.
Dan ketika sudah menua, apakah sudah saatnya untuk berhenti berkarya?
Utsman bin Affan menjadi khalifah umat Islam di usia yang tak lagi muda.
Abu Hurairah justru mendapat kecemerlangan belajar di hari tuanya.
Harland Sanders malah memulai usaha dan kesuksesannya ketika mulai renta.
Mereka adalah contoh bagaimana kita bisa berkarya saat kebanyakan manusia berleha
Lalu, bagaimana dengan kita?
Kebahagian hidup bisa kita raih saat bekerja.
Ketenangan jiwa dapat kita dekap dengan sedekah.
Dan kebanggaan diri bisa lahir di hadapan ketika kita bisa memberi manfaat dengan ilmu yang mengalir.
Dan harusnya, semua itu tetap ada pada diri kita, di hari tua nanti!
Masa tua bukan menjadi halangan untuk berkarya.
Renta badan tak menjadi syarat untuk terus berdiam.
Rabunnya mata bukan menjadi alasan berhenti belajar.
Kita tentu tak ingin menghabiskan masa tua untuk duduk menunggu ajal, kan?
Kita pasti menua, tapi tak mesti berjaya di hari tua. []