Entah kenapa saya adalah orang yang sering 'berijtihad' ketika berorganisasi. Entah kenapa kadang pikiran-pikiran tak wajar muncul dan tak mau dibuang menjauh. Kadang muncul ide-ide mulai dari yang paling nyeleneh sampai yang gak nyeleneh-nyeleneh amat dan tanpa pertimbangan panjang dipaksakan untuk dilakukan.
Ini salah satu contohnya, waktu diklat SKI di tahun 2014. Waktu itu yang ada dipikiran adalah, kalau diklat hanya diisi materi, muhasabah, dan game rasanya kok kurang. Akhirnya terlintas dipikiran untuk mengadakan bakti sosial. Kebetulan tempat diklatnya dekat Yayasan yatim piatu & dhuafa. Apa lagi waktu itu anak SKI sudah jarang melakukan baksos.
Waktu menghadap pak Kajur dan ditanya "Kan HMJ sudah ngadakan! Kenapa tidak bareng?" dengan santainya hamba sahaya ini bilang "Konsep kita beda pak, diklat sama baksos. Baksosnya di Yayasan yatim piatu & dhuafa." Akhirnya pak Kajur yang baik hati itu mengijinkan dan mempersilahkan untuk menggalang dana baksos dari mahasiswa. Alhamdulillah dana yang terkumpul sangat cukup untuk membeli sembako & alat-alat tulis.
Kalau ditanya tentang korbannya, jangan ditanya! Pasti ada. Waktu itu saya mikir, masak saya dan temen-temen ngatur semuanya? Jadilah saya membuat ultimatum:
"Kalian sebagai peserta yang atur semua kegiatan saat baksos. Saya tidak ikut campur!" Dan selalu ada konsekuensi logis ketika kita menelurkan ide dan 'memaksanya' untuk dilakukan. Ketika tak ada orang yang bisa dan mau diajak mempersiapkan kegiatannya kamu harus kerjakan sendiri, istilahnya jadi 'single fighter'. Alasan yang lain ngeles untuk tak membantu pun sederhana: "kan itu ide kamu". Akhirnya mau tak mau, sudi tak sudi, rela tak rela (dan istilah lain yang sama) harus bolak-balik kampus ke tempat baksos demi melobi dan memastikan baksos di yayasan itu.
Diklat dan baksosnya alhamdulillah berjalan lancar dengan meninggalkan banyak kenangan. 😁
Mohon maaf kepada yang telah terdzolimi akibat ijtihad rasa ini.
Terakhir, saya ingin katakan:
"Stagnansi (keadaan yang selalu sama) dalam hidup pada akhirnya akan menina bobokan. Kita tidur lelap dan tak tahu dimana berada: dikasur empukkah atau diujung menara yang setiap saat bisa menjatuhkan? Akselerasi hidup yang menjadi bagian dari kreativitas dan inovasi akan memberikan perubahan. Konsekuensinya hanya dua: gagal atau berhasil."
Saya adalah orang yang sudah berusaha untuk berakselerasi dan pada akhirnya hampir semua gagal. Sekarang tinggal menunggu seorang pendamping yang mau diajak gagal bersama. 😅
*asal jangan gagal paham, ayahab itu. []