Saya pernah sedikit membahas buku ini di tulisan ‘Istri Kedua Hatta’. Meskipun menjadi mahar pernikahan antara Hatta dengan Rachmi, tapi buku ini sama sekali tak mencerminkan sesuatu yang berhubungan dengan cinta dan romansa, setidaknya terlihat dari judul bukunya. Dan begitulah Hatta yang hidupnya dihabiskan dengan buku dan pemikiran.
Alam Pikiran Yunani setidaknya bisa disebut sebagai buku yang membahas perkembangan filsafat pada awalnya di Yunani serta para pemikir pentingnya. Rujukan yang dipakai adalah buku-buku yang dibaca dan didapatkan Hatta sewaktu menimba ilmu di Belanda.
Buku yang beredar saat ini sebenarnya terdiri dari 3 jilid dengan tema pembahasan berbeda namun tak terlalu padat. Untuk edisi terbitan baru, ketiganya dikumpulkan menjadi satu buku karena memang pembahasannya tidak terlalu banyak.
Jilid pertama buku ini membahas tentang filsafat alam dan para pemikirnya. Bagian ini mulai ditulis Hatta saat pengasingan di Boven Digul.
Pada awal mulanya, filsafat yang mulai berkembang di Yunani atau Athena secara khusus membahas tentang alam semesta. Diantaranya adalah unsur-unsur utama apa yang membentuk alam ini sedemikian rupa. Beberapa orang mengemukakan pendapatnya disertai alasan logis.
Thales menjadi salah satu tokoh penting filsafat alam yang hidup sekitar abad ke-7 sebelum Masehi dan tinggal di tempat awal mula berkembangnya filsafat Yunani, Miletos. Pendapat utama Thales adalah air sebagai pangkal dari segalanya. Murid Thales, Anaximandros juga mengemukakan pendapatnya sendiri tentang permulaan dari alam.
Anaximenes yang merupakan murid dari Anaximandros juga mengungkapkan pandangannya setelah belajar dari gurunya. Baginya, udara adalah sumber dari keberadaan alam dan kehidupan. Sekitar dua puluh tahun setelah kematian Anaximenes, Miletos mendapat serangan dari Persia dan kemudian filsafat alam berhenti berkembang di tempat itu.
Di Asia Minor, Herakleitos menjadi salah satu tokoh penting filsafat alam. Di selatan semenanjung Italia pada tempat yang bernama Elea, filsafat alam juga berkembang dengan beberapa tokohnya adalah Xenophanes, Parmenides, Zeno, dan Melissos.
Salah satu tokoh penting lain filsafat, yaitu Phytagoras lahir dan tumbuh di Kroton. Pandangan Phytagoras dipengaruhi oleh agama dan aliran mistik yang disebut Orfisisme. Phytagoras menyatakan bahwa pangkal dari keberadaan manusia dan alam berasal dari Tuhan. Di waktu dan tempat yang lain, muncul juga para tokoh filsafat alam seperti Empedokles, Anaxagoras, Leukippos, dan Demokritos.
Jilid kedua Alam Pikiran Yunani dimulai dengan pembahasan seputar sofisme. Di tengah masyarakat yang menegakkan demokrasi dan mengagungkan pemikiran, muncul beberapa orang yang mengagungkan pemikirannya, mengemukakan kebenaran subyektif yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan menarik biaya bagi sapa saja yang ingin belajar padanya.
Orang-orang ini kemudian disebut sebagai kaum sofis. Mereka mengembangkan aliran baru filsafat yang sebenarnya tidak memberi dampak positif bagi perkembangan filsafat itu sendiri. Meskipun begitu, dari mereka inilah kemudian muncul orang-orang yang menentang keberadaan kaum sofis dan memulai era baru perkembangan filsafat, yaitu filsafat klasik.
Salah satu tokoh penting penentang kaum sofis adalah Sokrates. Setiap hari Sokrates berbicara dengan banyak orang dengan berbagai latar profesi dan umur mengenai kegiatan mereka sehari-hari. Dari perbincangan umum sampai yang paling mendasar tersebut kemudian muncullah istilah dialektika. Dari berbagai perbincangan itu juga kemudian membuat Sokrates mengembangkan pandangan tentang etika pengetahuan. Dari situ juga Sokrates kemudian mendebat dan mengalahkan kaum sofis.
Salah satu murid Sokrates adalah Plato yang mulai mengikutinya sejak berumur 20 tahun. Plato selalu setia membersamai sehingga kemudian dirinya menjadikan Sokrates sebagai orang yang paling dikagumi. Di kemudian hari setelah Sokrates wafat, Plato mendirikan sekolah yang diberi nama’Akademia’. Di sanalah Plato menghabiskan sisa hidupnya untuk mengajar hingga meninggal.
Di Akademia, Plato memiliki seorang murid bernama Aristoteles yang berguru padanya selama 20 tahun. Aristoteles mengembangkan pemikiran Plato. Ia juga pernah berkelana dan mendidik seseorang yang kelak menjadi pemimpin besar, yaitu Alexandros atau yang lebih dikenal sebagai Iskandar Zulkarnain (Alexander the Great) dari Makedonia.
Sokrates, Plato, dan kemudian Aristoteles mengembangkan aliran baru filsafat yang membahas tentang alam semesta kecil, yaitu manusia dan hakikat kemanusiaan. Aliran baru itu kemudian mengantarkan filsafat pada era baru yang disebut filsafat klasik.
Jilid ketiga Alam Pikiran Yunani membahas filsafat klasik secara lebih terperinci setelah berkembang begitu jauh. Pokok pembahasannya adalah seputar cabang filsafat berupa Etika, Logika, dan Fisika. Di dalamnya terbahas juga pandangan seputar negara, metafisika, ajaran seputar moral & agama, dan lain sebagainya. Beberapa tokohnya adalah Epikuros, Zeno dari Kition, Pyrrhon, dan Moderatus dari Gades yang mengembangkan aliran Neo-Phytagoras.
Plotinos yang lahir di Lykopolis di Mesir dan memiliki orangtua yang berasal dari Yunani menjadi tokoh terakhir filsafat Yunani. Setelah dirinya meninggal, saat itu pula filsafat Yunani mulai mati karena pemikiran tidak berkembang. Apalagi, Kaisar Roma Justiniasus yang berkuasa pada sekitar abad ke-6 Masehi menutup sekolah-sekolah para pemikir filsafat di wilayah kekuasaannya. Filsafat telah diusir daru rumahnya. []