|
(source: Live Science) |
Filsafat yang membahas tentang alam besar (semesta) merupakan permulaan dari pemikiran rasional manusia atas kejadian di dunia dan semesta ini. Pembahasannya tak jauh dari proses penciptaan alam dan manusia, hakekat keberadaan manusia di dunia, dan lain sebagainya.
Setelah generasi filsafat alam selesai, pembahasan filsafat beralih kepada alam kecil (pikiran manusia) yang ditandai oleh kemunculan Sokrates dengan pandangan hidupnya yang bergelut dengan kaum sofis. Barangkali empat guru filsafat alam, yaitu Empedokles, Anaxagoras, Leukippos, dan Demokritos menjadi generasi terakhir filsafat alam. Selanjutnya, pembahasan filsafat banyak berhubungan dengan ide tentang kemanusiaan, negara, fisika, hukum, dan sejenisnya.
Seperti halnya filsafat alam di Elea, Melitos, maupun ajaran Herakleitos, empat guru terakhir filsafat alam ini membahas seputar substansi asal dari semesta. Secara umum, mereka mengatakan substansi yang menjadi permulaan itu ada banyak dan tidak berubah-ubah.
Empedokles (490-430 SM)
|
Empedokles (source: Pinterest)
|
Empedokles lahir di kota Akagras yang terletak di Pulau Sisilia (Italia saat ini, termasuk wilayah dari Yunani Kuno). Ia pernah diminta untuk menjadi raja di tanah kelahirannya namun menolaknya.
Ketidaksukaan pada kondisi politik di kota asalnya dan keinginan mencari kedamaian membuat Empedokles memutuskan untuk berkelana. Ia mendapat penghasilan dari menyanyi dan menjadi tabib.
Empedokles memiliki pemahaman mistis (agama/ruhani) yang dipengaruhi oleh aliran orfisisme dan sekte keagamaan Pythagoras. Ia mengajarkan bahwa alam ini pada mulanya adalah satu dan disatukanoleh cinta. Namun kemudian ia dipecah oleh kebencian, yang menjadi pokok perpisahan dan persengketaan.
Ajarannya tentang cinta dan benci bukan hanya dalam tataran ruhani, namun juga proses kejadian alam dan benda-benda di dalamnya. Kehidupan bermula dari tumbuhan, kemudian muncul binatang dengan rupa yang tak karuhan dan belum sempurna. Makhluk-makhluk separuh ini bertautan dan membentuk binatang sempurna. Ajarannya ini mirip dengan yang dikemukakan Anaximandros dari kalangan dari kalanga filsafat Melitos.
Alam terdiri dari 4 anasir: udara, air, api, dan tanah. Dari penyampuran 4 anasir ini, muncullah benda-benda di dunia. Benda yang lenyap berarti kembali menjadi anasir semula. Ajaran Empedokles tentang 4 anasir ini berpengaruh terhadap pengembangan ilmu pengetahuan hingga abad ke-17.
Pada dasarnya ajaran Empedokles melanjutkan para guru filsafat di Elea dan ajaran Pythagoras. Dalam beberapa hal, ia seakan ingin menyatukan pemahaman para guru filsafat Elea.
Anaxagoras (500-428 SM)
|
Anaxagoras (source: Britannica) |
Anaxagoras lahir di Klazomenea di Asia Minor (Turki saat ini). Pada masa mudanya ia mengunjungi Athena, dan termasuk filusuf pertama yang mengunjungi kota tersebut. Saat itu Athena berada pada zaman keemasan di bawah pimpinan Perikles. Di kemudian hari, Anaxagoras mengajarkan filsafat pada penduduk di sana dengan perlindungan dari Perikles yang menjadi sahabatnya.
Perikles menjadi pemimpin demokratis yang memiliki pengaruh besar. Di samping itu, sebagai pemimpin besar tentunya ia memiliki musuh yang ingin melengserkannya. Pada suatu masa, terjadi perang saudara yang melibatkan Perikles dengan musuhnya yang membuat dirinya harus kehilangan kekuasaan. Hal ini berdampak pada Anaxagoras yang diusir dari Athena, dengan tuduhan menyangkal kepercayaan lokal (mitos) tentang matahari, bulan, dan benda lainnya sebagai dewa. Anaxagoras mengatakan bahwa matahari hanyalah batu yang bercahaya dan Bulan serupa dengan Bumi.
Meskipun lebih tua, tingkatan filusuf Anaxagoras bisa dikatakan lebih muda dari Empedokles. Ajaran Anaxagoras tentang kejadian alam juga mirip dengan yang dikemukakan Empedokles. Pandangannya tentang makanan yang terdiri dari banyak zat penyusun menjadi ilham penelitian lanjutan tentang kandungan zat pada makanan.
Anaxagoras mengatakan bahwa proses bercampur atau berpisahnya zat dilakuakan oleh kodrat yang mengemudikan, yaitu Nus. Nus memiliki tubuh, memiliki kemurnian yang tidak bercampur dengan benda-benda di dunia ini. Pandangan ini berkaitan erat dengan ajaran agama.
Tentang panca indera, ia menyatakan bahwa kita mengetahui suatu keadaan karena ada sifat sebaliknya yang berlawanan. Misalnya adalah ‘dingin’ karena adanya panas, ‘tinggi’ karena adanya pendek. Ia juga menekankan bahwa panca indera memiliki kemampuan yang terbatas, oleh karena itu kita juga harus mengandalkan pikiran.
Pemikiran Anaxagoras memberi sedikit pencerahan kepada ilmu alam yang lebih rasional. Meskipun dugaannya banyak yang salah mengenai ilmu astronomi, namun ia telah membuka jalan bagi penelitian alam semesta yang lebih ilmiah.
Leukippos
|
Leukippos (source: Wikipedia)
|
Leukippos berasal dari Melitos di Asia Minor dan merupakan murid dari Parmenides dari kalangan filsafat Elea. Sejarah hidup Leukippos tidak diketahui dengan pasti.
Leukippos termasuk orang yang paling awal mengemukakan gagasan tentang atom (a= tidak, toom=terbagi). Pandangannya tentang atom dipengaruhi oleh guru-guru dari kalangan filsafat Elea. Pernyataannya tentang atom yang berjumlah banyak dan selalu bergerak dipengaruhi oleh pemikiran Herakleitos.
Atom terdiri dari 2 entitas: ruang yang penuh terisi dan bagian kosong di tempat lain. Atom menempati ruang yang penuh betapapun kecil ukurannya, sedangkan untuk memungkinkan geraknya maka terdapat ruang kosong di sekitarnya. Meskipun guru filsafat Elea meniadakan yang kosong, namun Leukippos mengatakan bahwa ruang kosong itu ada.
Ada suatu peribahasa yang terkenal dari Leukippos, yaitu “Tak ada sesuatu yang terjadi tanpa sebab, segalanya terjadi atas ketetapan yang pasti dan di bawah hukum yang tertentu pula”.
Demokritos (460-360 SM)
|
Demokritos (source: Wikipedia)
|
Demokritos merupakan murid dari Leukippos, lahir di Kota Abdera yang berada di daerah pantai Trasia, Balkan. Ia menulis banyak buku dengan berbagai tema: ilmu alam, tumbuh-tumbuhan, kedokteran, pengetahuan tentang perang, etika, dan lain-lain.
Demokritos sering melakukan perantauan dan mendapat pengetahuan baru di setiap tempat yang dikunjungi. Saking cintanya pada ilmu pengetahuan, ia pernah mengatakan bahwa dirinya lebih memilih mendalami ilmu matematika daripada menjadi raja Persia.
Demokritos melanjutkan pemikiran gurunya, Leukippos, tentang atom dengan mengemukakan 4 pasal tentang ruang kosong di sekitar atom. Empat pasal itu adalah: (1) Pergerakan benda hanya akan terjadi jika ada ruang kosong; (2) Suatu benda bisa mengembang atau memadat jika ada ruang kosong diantaranya; (3) Badan yang kecil kemudian membesar terjadi karena makanan masuk ke dalam ruang kosong dalam tubuh; dan (4) Jika abu dimasukkan ke dalam gelas berisi air, maka sebagian air akan tumpah keluar. Jumlah air yang tumpah tidak sebayak muatan ruang yang berisi abu. Hal ini menandakan adanya ruang kosong dalam suatu barang yang dimasukkan ke dalam ruang lain.
Demokritos tidak bisa menjelaskan ihwal atom sebagai benda yang mestinya juga bisa dipecah lagi menjadi kecil hingga tak berbadan lagi. Dalam soal lain, ia setuju dengan Herakleitos bahwa api adalah anasir utama.
---
Berbeda dengan para filusuf Elea yang menjadikan Yang Ada (Tuhan) sebagai anasir awal, permulaan dari semesta, para guru filsafat alam terakhir ini menautkan anasir awal dengan benda tertentu. Namun, Empedokles dan Anaxagoras masih menautkan kejadian permulaan pembentukan alam dengan paham keagamaan.
Sebaliknya, Leukippos dan Demokritos meniadakan sama sekali peran ketuhanan dari konsep kejadian alam semesta. Mereka lebih memilih dasar monisme untuk menjelaskan pendapatnya, pandangan mereka cenderung bersifat materialisme.
Pandangan Demokritos tentang penglihatan yang bersifat subyektif nampak terpengaruh oleh paham sofisme yang mulai merebak. Sofisme merupakan penanda beralihnya aliran filsafat di Yunani dari filsafat alam menjadi filsafat klasik dengan Sokrates sebagai guru pertamanya dan Plato serta Aristoteles sebagai guru besarnya. []
More From Author
Filsafat