Pandangan ilmiah dan filosofis Aristoteles terbentuk sejak belajar teknik bedah yang merupakan
ilmu eksakta. Cara berpikirnya berbeda dengan Plato yang cenderung teoritis-logis. Cara Aristoteles
mengemukakan pandangannya disusun sedemikian rupa dengan struktur berpikir yang jelas, mirip
dengan metode ilmiah saat ini.
Pertama-tama, ia mengumpulkan fakta-fakta yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
Fakta-fakta dikategorikan menurut jenis dan sifatnya dalam sebuah sistem untuk kemudian ditinjau
hubungan-hubungannya. Kemudian, dilakukan penyelidikan sebab yang bekerja daam keadaan yang
nyata dan mencari penjelasannya. Selain itu, pendapat filusuf terdahulu dicermati dengan kritis dan
diperbandingkan. Setelah semuanya dilakukan, barulah kemudian Aristoteles mengemukakan
pendapatnya sendiri dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Aristoteles memilki pandangan yang berbeda dengan gurunya dalam beberapa hal. Ia mengritik
konsep idea milik Plato. Baginya, pengalaman bukanlah pengetahuan yang berupa bayangan semata.
Pandangan ini membantah pandangan gurunya dalam konsep idea yang menyatakan bahwa
pengalaman bukanlah bagian dari pengetahuan. Bagaimanapun, ia menghormati dan mencintai
gurunya, namun ia tetap merasa perlu memberi kritik jika memang dibutuhkan. Aristoteles merasa
wajib “memberikan penghormatan kepada kebenaran.”
Aristoteles sepakat dengan gurunya soal tujuan sejati dari filsafat untuk mendapat pengertian
tentang ‘Adanya’ (Being). ‘Adanya’ yang dimaksud tidak dapat diketahui dari materi dan benda
belaka, tidak pula dari pikiran yang biasa atau umum. Plato mempelajari ‘Adanya’ sebagai suatu
keseluruhan yang ada di alam semesta ini. Aristoteles membagi ‘Adanya’ tersebut ke dalam
beberapa lingkungan seperti fisika, biologi, etika, politik, dan psikologi. Plato memasukan dunia tak
terlihat dalam Adanya, Aristoteles membatasi pada dunia yang terlihat saja.
Setiap karya yang ditulis Aristoteles hanya memuat satu lingkup masalah. Misalnya adalah ketika
membahas secara terpisah bidang ilmu logika, fisika, biologi, metafisika, etika, dan politik. Secara
umum, Filsafat Aristotelian adalah kumpulan dari ilmu pengetahuan yang diketahui Aristoteles yang
diuraikan satu per satu. Namun sebelum sistem filsafatnya selesai dibangun secara sempurna, ia
sudah meninggal.
Pada dasarnya, tiap buah pikiran memiliki sifat antara praktika, poitika, dan teoritika. Praktika
berhubungan dengan sikap manusia, poitika jika berhubungan dengan bangunan teknik atau
perbuatan manusia, dan teoretika jika ia menyelidiki adanya yang nyata. Teoretika didefinisikan sebagai fisika, matematika, dan metafisika (teologi). Praktika sebagai etika, ekonomi, dan politik.
Sedangkan poitika sebagai teknik, seni, serta politik retorika.
More From Author
Filsafat